Senin, 30 Desember 2013

hujan di bulan Desember ~

0 komentar
hai kauuandh. hari terakhir di bulan Desember 2013 nich.
tahun lalu sih, beberapa hari kemudian aku nulis post tentang 2012 gitu. sekarang... ah sudahlah. tidak ada yang perlu diceritakan...

adasih beberapa kejadian yang mengesankan, tapi sepertinya banyak yang agak kurang... humm..

bytheway, mau berterima kasih sama 2013. sudah menjadikanku..... apa ya. pribadi yang aneh. tuhkan. aneh kan -_-

wait...








oke ini serius. terima kasih 2013 karena :

1. aku akhirnya lebih bisa mensyukuri apa yang diberikan Tuhan.
ya tahun ini aku kehilangan sesuatu yang berharga. aku kehilangan separuh jiwaku jaketku (?) entahlah. intinya kalau anda mencintai sesuatu atau seseorang, jagalah mereka sebaik-baik anda menjaga diri anda sendiri. karena..... ya gini, kalau mereka ngilang kan yang sedih siapa? kitalah. makanya itu... syukuri apa yang ada. hidup adalah anugrah~

2. aku anak kuliahan sekarang :3
ya waktu sbmptn, keterima di fakultas mipa jurusan farmasi universitas tadulako. not what i expected sih sebenernya. tapi ya gitu. daripada gak kuliah?

3. akhirnya aku tau, rata-rata senior itu tukang nyepik.
sumpah ini pengalaman pribadi. jangan percaya sama senior karena semua senior itu tukang nyepik. katanya sayang sama ini, ternyata jadian sama disana. katanya gak punya pacar, tapi ternyata simpanannya lima. yaelah. senior gila -_-

aku jadi males ngetik dan berpikir. iya emang judul dan isinya gak sinkron. maap ya :3

oh iya. aku kangen desember-desember lalu. tapi tenang. aku selalu suka desember kok :')

ciaao!

Senin, 28 Oktober 2013

Selasa, 09 Juli 2013

nyataku. nyataku. nyataku.

0 komentar
dulu aku sempat bermimpi.
dan aku tersesat dalam mimpiku.

dulu aku menuliskan beberapa kata yang menurutku indah di dalam buku rahasiaku.
tentang kamu.
tentang nyataku.

kataku dulu, kau adalah nyata dalam nyataku.
bukan mimpi dalam mimpiku.

kau tahu.
disaat semua orang ingin bermimpi, aku malah enggan bermimpi.

dulu mimpiku indah.
tapi ternyata dia fana.

aku dipaksa bangun.
aku dipaksa melupakan mimpiku.

berhari-hari aku enggan tersenyum.
comulunimbus menggelayut diujung mataku.
meski angin dari kawanku berusaha mengusirnya jauh.
tapi dia seakan menempel disitu.

aku dipaksa menghadapi dunia nyata.


menyakitkan.....


sampai suatu ketika, sesuatu muncul.
berwujud khayal. di alam nyata.

dia mengajariku cara membentuk tersenyum.
dia mengajariku cara merangkai tawa.

tapi kemudian dia hilang.
kembali ke dunia khayalnya.
tidak menemaniku selamanya disini.

setidaknya, aku sudah berjumpa senyumku yang hilang.
walaupun tawaku yang lenyap masih tertinggal entah dimana...

berhari-hari aku membentuk senyum sendiri.
mempelajari merangkai tawa sendiri...

tapi tak semudah itu.
aku butuh seseorang.

aku mulai menyerah.
pundakku mulai layu.
kepalaku mulai jatuh.

namun tiba-tiba kau datang.
memegang tanganku.
dalam gelap malam yang datang menggigiti matahari.

kau memegang tanganku.
menjauhi gelap.
menuju terang diujung sana.

dan pada saat itu aku tau, kaulah orangnya.
nyataku. nyataku. nyataku.


Ya Tuhan....


kau mengajariku cara tersenyum dengan baik.
cara tertawa dengan benar.
cara membuang air mata dengan tidak sia-sia.

kau begitu... kau begitu...

namun segala sesuatunya tidak pernah berjalan begitu baik, sayang...

klise.



angin yang dulu ingin menerbangkan comulunimbus tak suka kita bersama.
dia menghembuskan angin yang kencang.
menggoyahkanmu.

aku seperti tak dapat berpegang padamu lagi.
anginnya terlalu kencang, sayang...
angin yang berasal dari kebodohan masa laluku...


lalu kemudian aku terbang.
terdampar disebuah desa kecil.
aku kehilangan kau, nyataku.

aku seperti kehilangan akal, sayang...
aku bingung..
aku kehilangan arah...


Oh Tuhan....



di desa kecil itu, aku bertemu fatamorgana.
indah.
tapi, kau tau kan, fatamorgana?

aku mendekat pada fatamorgana.
tak percaya kalau itu fatamorgana.
tak mau tau kalau itu hanya fatamorgana.

kebodohanku terulang.

aku bodoh.
bodoh.
aku bodoh.


kau sempat datang.
tapi aku tak mengacuhkanmu.
aku takut angin itu menerbangkan aku lagi.
dan berpisah darimu.

aku memilih menghilang darimu.
tapi ternyata itu kesahalan.
dan aku menderita.

nyataku...
manusiaku...

aku hanya bisa berharap kau tak pernah melupakan ini.
sampai kapanpun, kau tetap nyata dalam nyataku.



kini aku sadar.
ketika semua tidak berguna lagi.
sekencang-kencangnya angin berhembus, apabila aku berpegangan erat padamu, aku takkan tertiup.
sekarang, aku tidak takut menghadapi angin manapun.
meskipun, angin itu adalah angin terdekatmu.
tapi terlambat?
mudah-mudahan tidak.

aku akan selalu memeluk bayanganmu, nyataku.
sampai kau sadar, aku terlalu lama memeluk bayangan.
dan kemudian sosokmu datang kembali.
gantian memelukku.

semoga kau mengerti.
semoga kau membaca ini...


ps : suatu saat, akan kutuliskan serangkaian kata yang menurutku indah itu, disini.
ku harap tidak begitu memalukan.


Palu, 09-07-2013
nyata. menunggu. kamar.

Minggu, 07 Juli 2013

aku ingat...

0 komentar
aku ingat pagi itu. pagi di bulan Mei, di sebuah desa kecil. kau duduk dihadapanku, memegang buku kecil. tertawa kecil kepada temanmu, sambil melirik kepadaku.
pertama kali ku dengar suaramu. pertama kali, ketika kau sebutkan namamu.
suaramu riang, berbeda denganku. introvert.
aku suka gerak tubuhmu. lepas. bebas.
aku suka senyummu. membuat bibirku tertarik kepada dua sisi yang berbeda.

hari berikutnya, tak banyak yang ku ingat.
kau bercanda dengan teman-temanmu. kau bersemangat --terlalu bersemangat berengkali. aku berusaha mengabaikan, tapi tak bisa. kau mengajakku ketempat yang akan kau tuju, tapi tidak bisa. itu acaramu.

Minggu pagi, menjadi hari seperti biasa. ada kau, dengan senyumanmu. ada kau dengan teman-temanmu.
tapi sekarang kau tampak beda, akrab dengan teman-teman baru kita.

malam menjelang.
aku hendak pergi bersama teman lamaku pada saat itu, kemudian kau dan temanmu datang, bersama teman baru kita dan orang yang menyukainya.
tiba-tiba menawarkan diri, ingin ikut. aku mengangguk.
kau mencoba mengakrabkan diri padaku.
kau yang membangkitkan pembicaraan kita. aku hanya mengikuti.

rombongan kecil kita berhenti pada sebuah taman. teman-teman baru kita pergi entah kemana, menyisakan aku, kau, temanmu dan temanku.
aku duduk ditempat duduk semen yang dibuat ditaman itu, dan entah bagaimana kejadiannya, tiba-tiba kau duduk disampingku. melanjutkan pembicaraan kita.
aku mengeluarkan rokokku. katamu merokok terlalu banyak itu tidak baik. dan kau membuatku berjanji untuk tidak menghisap rokok terlalu banyak.

lalu kita berpindah ke warung makan. kita selalu berjalan bersama. aku merasa nyaman denganmu. kau selalu dapat membuatku tertawa.
berbeda dengan perempuan-perempuan lain yang lainnya. menjaga diri mati-matian agar terlihat anggun dimata lelaki. tapi kau tidak seperti itu.

mereka bilang, kita berdua jangan sampai jatuh cinta. ketika mereka berkata seperti itu, kau menatapku sambil tertawa. mungkin untuk menutupi kalau kau malu.

lalu kita menghabiskan malam dengan menghisap shisha.
aku khawatir ketika kau pertama kali meletakkan pipanya diantara bibirmu.
takut kau tersedak.
ketika baranya sudah mulai habis, dan rasanya mulai menusuk, aku menarik pipa itu, tak membiarkanmu lama-lama menghisap.
aku takut kamu kenapa-napa. itu saja.


aku ingat waktu pertama kali aku mengelus rambut acak-acakanmu.
suatu pagi ketika kita semua mengerjakan apa yang harusnya dikerjakan.
ketika kita diberi jeda sejenak, aku duduk ditempat duduk kayu panjang, kau duduk ditembok pendek depan tempat kita.
ku panggil kau yang sedang sibuk menekuri buku kecil ditanganmu. kau tarik kacamatamu lalu menatapku penuh tanda tanya.
ku ayunkan tanganku memanggilmu, lalu kau segera berlari kecil.
aku bergeser sedikit ke arah kanan, lalu menepuk sisi sebelah kiriku, menyuruhmu duduk.
kau lalu duduk dan menatap ke arahku.
aku tertawa, entahlah. aku jadi gampang tertawa ketika bersamamu.
kau memasang tampang bingung. aku tertawa lagi, lalu kuangkat tanganku untuk mengelus rambutmu.
kau tampak memerah. lalu pura-pura sibuk dengan buku kecil ditanganmu. aku tertawa lagi.
aku merasa puas.

aku ingat pertama kali kita makan berdua. benar-benar makan berdua.
suatu siang, ketika kau sendirian didepan tempat kita. entah kemana teman-temanmu yang biasanya menemanimu.
kita tampak canggung. tak terbiasa berdua.
kau menceritakan masa lalumu. begitu juga denganku.
ketika kita kembali, teman-teman sudah berkumpul ditempat kita. tertawa melihat kebersamaan kita. kau bergerak-gerak malu.

ketika kau ditugaskan membuat sesuatu, ada aku disitu.
menunggumu. menatapmu.
aku memang tak cepat mengerti sepertimu. jadi aku tidak dapat membantu apa-apa.
kau cerdas. kau cepat mengerti.

dan ketika aku diminta untuk maju menampilkan sesuatu, aku hanya menggeleng bingung.
dan disitu ada kau. menuntunku. mendikteku untuk berbuat apa. agar aku tak lagi bingung.
aku tertatih mengeja satu-satu kata yang kau tuliskan untukku.
ketika selesai, kau tersenyum lebar padaku. puas dengan apapun hasil dari apa yang aku kerjakan.

suatu hari, ketika aku menghabiskan waktu seharian di ruanganku, lalu memutuskan untuk keluar mencari sesuatu, kulihat kau.
kau tidur dilantai, tempat biasanya orang menghabiskan malam menonton kotak ajaib.
aku tersenyum menatapmu tertidur. rambutmu acak-acakan.
kau meringkuk dibawah jaketmu.

ketika aku menatap wajahmu, kau tiba-tiba membuka matamu, lalu menatapku.
aku tersenyum, bertanya mengapa kau bisa berada disini.
kau menggosok mata mengantukmu lalu berkata, kau menungguku keluar dari ruanganku.
aku terperangah. tak menyangka kau seperti itu.

aku kemudian tersenyum lalu mengelus rambutmu. menyuruhmu berdiri, menanyakan apakah kau sudah makan atau belum.
kau menggeleng pelan. aku mengerutkan kening.
kau bilang kau menungguku untuk makan bersama. aku menggeleng.
kau tidak boleh seperti itu. kau tersenyum.
ku tarik tanganmu untuk berdiri, lalu kita menuju warung makan disamping tempat kita.


ketika matahari kehilangan cahayanya, awan sedikit demi sedikit memeras dirinya. membanjiri desa kecil yang untuk sementara kita huni ini.
malam itu, kita sedang bercanda bersama teman-teman. melakukan beberapa game kecil.
tertawa. bergembira. berjingkrak. menari. bersenang-senang.

setelah selesai, kau duduk ditepi pintu. menatap sisa-sisa air yang turun dari langit.
kau bilang kau suka aroma sehabis hujan besar. aku lalu duduk disampingmu.
kau menatapku lalu berkata dagumu tergores ketika bermain game tadi. aku hanya menatap. ingin mengelus halus dagumu, tapi aku takut berbuat lebih. terlalu malu.

lalu kau menyipitkan matamu, menatap fokus ke pipi sebelah kiriku. berkata, masih ada sisa bedak yang tadi dioleskan ke wajah kita ketika melakukan kesalahan pada saat bermain game.
aku menggosok pipiku, tapi kau bilang masih ada. aku menyerah, lalu membiarkan saja sisa bedak itu ada disitu.
kau mengangkat tanganmu lalu mengelus pelan pipiku. aku menatapmu, dan kau menatapku.
jari-jarimu yang panjang masih ada di pipiku. aku menatapmu lekat-lekat.

matamu yang bertambah bulat berkat softlense cokelat yang kau pakai membungkus matamu.

hidungmu. mancung.

pipimu. tulang pipimu. menonjol. tirus. menggemaskan.

bibirmu. tidak merah. tidak merekah. tapi aku suka ketika kau menggerakannya. atau menggigitnya.

tidak ada kata yang terurai pada saat itu...

kau berada terlalu dekat denganku.

aku dapat mencium aroma shampoo yang kau pakai sore tadi.
aroma mint dari pasta gigi yang kau pakai.

aku lebih mendekatkan diri kearahmu lagi.


bibirku lalu menemukan tempat yang dia cari.

"kamu modusin aku ya?"

aku berkata ditelingamu. lalu tersenyum geli.

kau membelalakkan matamu, lalu menusuk tulang rusukku. aku meringis sakit, tapi tertawa puas.
kau berteriak memanggil namaku, lalu menggeleng dengan heboh. meneriakkan seribu alasan mengapa jarimu bisa berada dipipiku.
aku hanya tertawa. tak bisa berhenti.

kau tiba-tiba berdiri, lalu berjalan menuju ketempat lain. entah hal apa yang akan kau lakukan lagi.
ku lihat dari jauh, kau merampas gitar dari tangan teman kita yang sedang berusaha bersikap romantis dengan pasangannya. aku hanya tersenyum lalu menggelengkan kepalaku.

kau kembali kearahku, ketempat kau berada sebelumnya, lalu menyerahkan gitar hijau itu ketanganku.
kau menyuruhku memainkan sebuah lagu. aku menggeleng, berkata tak bisa bernyanyi.
kau berkata sedikit memaksa. aku lalu mengikuti maumu. takut kau marah.

aku lalu menaruh jari-jariku ketempat yang seharusnya, lalu mulai memetik senar.
kau mengerutkan kening. aku menatapmu, kemudian tersenyum.
kau mengerutkan keningmu lebih dalam lagi ketika aku mulai bersiul.
setelah itu, kau menyadari sesuatu dan berteriak lagi.
berkata kalau itu adalah soundtrack upin-ipin.  film anak kecil.
kau memajukan bibirmu, lalu melipat tangan didadamu. seperti anak kecil.
kau bilang aku gagal romantis. aku tertawa.

aku lalu memainkan satu melodi lagi. tidak terlalu indah menurutku. tapi kau terlihat tertarik.
kemudian bertanya, itu lagu siapa.
aku lalu tersenyum, berkata ringan kalau itu lagu buatanku. untuk kau.
pipimu memerah. tapi kau tersenyum puas.
senyummu menular. aku tersenyum lebih lebar lagi.


aku ingat.
sore yang mendung pada saat itu, ketika aku keluar dari ruanganku, kulihat kau sedang menggosok matamu.
matamu merah. sisa-sisa air mata menggantung disudut matamu yang terhalangi kacamata.
aku menatapmu. ingin bertanya mengapa kau menangis. tapi pada saat itu, kau belum melihatku.
aku menghampirimu, menepuk pelan pundakmu.
ketika kau melihatku, cepat-cepat kau merubah raut wajahmu. menghapus jejak-jejak air dari wajahmu.
lalu tersenyum.

teman kita lalu datang, mengajak kita pergi. berempat. teman kita, pasangannya, kau, aku.
ketempat yang katamu romantis.
sebuah tempat makan yang dipenuhi lampion, dengan banyak pohon disana, sungai dan cuaca yang sejuk.

kau terlihat gembira. aku tersenyum lalu mengelus kepalamu.
kita lalu memilih meja, duduk berempat. kemudian bermain kartu.
dengan hukuman, berkata jujur untuk sebuah pertanyaan yang dilontarkan.

kau mengeraskan rahangmu. tampak tak yakin.
teman kita meyakinkan kita semua. lalu kau mengangguk.

permainan mulai berjalan. berganti-gantian kita kalah.
berganti-gantian kita melontarkan pertanyaan.
berganti-gantian kita mengungkapkan kejujuran.

dan aku tahu, kau menyukaiku.
kau menyayangiku.

dan kau juga tahu.
aku menyukaimu.
aku menyayangimu.

kau selalu tertunduk malu ketika aku mengungkapkan kejujuran.
dan aku selalu tersenyum puas ketika kau mengungkapkan kejujuran.

bulan mulai merambat naik.
ku ajak kau kembali pada tempat kita.

ditengah jalan, ku pegang tanganmu.
lalu menarik bahumu.
meletakkan hidung dan bibirku di antara rambut-rambutmu.

ku rasakan kau menegang.

"kamu beneran sayang sama aku?" kudengar suaraku bervolume lebih kecil dari yang seharusnya.

kau menatapku dengan mata cokelatmu.

"ya tanya aja sama temenku sama temen kita yang itu.." kau berkata kemudian. berusaha cuek.

"kalo gitu, kamu mau kan jadi pacar aku?" aku menarik tanganmu pada saat itu. lalu tersenyum lebar.

"kata temen kita, kamu nggak mau nembak aku. makanya aku uring-uringan seharian..."

aku terdiam. dalam hati mengutuk teman kita.

"kalau gitu, yaudah. sekarang kamu jadi cewek aku aja," aku berkata ringan.

kau tertawa. ringan. lepas.

"mau nggak jadi pacar aku?" aku berkata lagi. menantangmu.

"ya emang kamu mau?"

"ya gimana kamunya lah," aku mengacak-acak rambutmu.

"nggak romantis banget siihh," kau berkata, berusaha tampak kesal. namun tak bisa. senyum tak pernah hilang dari bibirmu.

"yaaa.. aku emang kaya gini. jadi kamu jadi pacarku nih?"

"yaudaah, kalau kamu maksa aku jadi pacarmu," kau melepaskan genggaman tanganmu, lalu menggandengku. kemudian tertawa.

aku tertawa lagi. sambil mengacak-acak rambut acak-acakanmu.
kau tahu, aku senang ketika kau mau menjadi perempuanku.
satu-satunya perempuan yang menarik perhatianku sejak aku menginjakkan kaki di desa kecil ini.

aku ingat, seorang lelaki. dia selalu menggodamu.
menyentuhmu.
kau selalu mengadukannya padaku. berkata kau tak suka padanya yang tidak berlaku sopan padamu.
aku hanya diam. karena pada saat itu, belum ada sesuatu yang memberiku hak untuk membelamu dari dia.
tapi sekarang, kau adalah perempuanku.

ketika kau sedang duduk bersamaku.
menjelaskan tentang sesuatu yang tidak ku mengerti.
kau menjelaskan berulang-ulang, dengan sabar.
aku menggeleng bingung.
lalu kau beranjak pergi, untuk membeli segelas cappuchino kesukaanmu.

tiba-tiba lelaki yang sering menggodamu datang.
tertawa pada kebersamaan kita. berkata kita tampak serasi bersama.
menggodamu. berkata kalau kau cantik.

kau melanjutkan membahas permasalahan yang tidak aku mengerti.
dia tetap menggoda kita.
dia menyentuhmu.

aku merampas gelas yang berisikan cappuchino kesukaanmu.
meminumnya sedikit.

dia terus-terusan berbicara omong kosong. kau cuek. tapi tampak terganggu.
kata-kata kotor mulai berluncuran dari bibirku. kau berusaha menenangkanku.
ku ambil lagi gelas cappuchinomu. meminumnya lagi sedikit.
kemudian berdiri, menghadap lelaki tak tahu sopan santun itu.

aku menunjuknya. memakinya.
ku ambil gelasmu, untuk melemparkan gelas kearahnya.
kau berusaha menahan tanganku. memanggil namaku.

gelas itu jatuh disamping badanku. tapi tatapanku gelap. mengarah pada lelaki itu.
kau berusaha menarik badanku yang lebih besar darimu. tapi tak bisa.

kemarahan memenuhi kepalaku. aku mendesak. kau memeluk dadaku. berusaha menarik aku yang berjalan mendekati lelaki itu.

lalu teman kita datang. menarik aku. menjauhi lelaki itu. ku lihat kau duduk gemetaran di tengah-tengah aku dan lelaki itu. tapi aku tidak menghiraukanmu. aku terlalu marah pada lelaki itu.
dia menyentuhmu. dia menggodamu...

aku menjadi marah kembali, mengingat hal-hal itu.
kuraih tempat pensil diatas meja, lalu kulemparkan pada lelaki itu.
kau menatapku lagi, meneriakkan namaku.
aku tak peduli. aku kemudian duduk. kau sudah pergi entah kemana. aku kemudian pergi menjauhi lelaki itu.

ketika aku duduk, lelaki itu mendatangiku. meminta maaf.
aku menatapnya. memperingatkan dia untuk tidak menggodamu lagi. menyentuhmu.
dia berjanji untuk tidak menyentuhmu lagi.
aku mengangguk.

aku lalu berjalan kembali ketempat yang tadi. membereskan kekacauan. buku-bukumu basah terkena cappuchino.
pecahan gelas cappuchino-mu aku bereskan. dan kemudian menggores jariku.

aku beranjak pergi untuk membersihkan luka kecilku ini, ketika kau datang. matamu sembab.
kau kemudian melihat darah yang mengalir dari jariku. darahnya terlihat banyak, walaupun lukanya kecil.
kau tampak khawatir. aku berkata bahwa aku akan baik-baik saja dengan ini, lalu memintamu untuk membeli pembungkus luka.

ketika kau kembali, aku masih membasuh luka kecil yang tidak henti-hentinya mengeluarkan darah ini. kau mengambil tanganku, lalu memasangkan pembungkus luka di jari manisku.

ku rasa tanganmu gemetar. kau menanyakan mengapa aku seperti ini. aku tak mungkin berkata yang sejujurnya padamu. terlalu malu.
aku kemudian berkata, aku tak suka dia. banyak bicara. dan terlalu mengganggu.
kau berkata, jangan lagi seperti ini. aku harus dewasa. harus bisa mengontrol emosi.
kau berkata, kebiasaan masa remajaku yang dipenuhi dengan perkelahian, tawuran, balap motor --yang menyisakan banyak bekas luka di tubuhku ini, jangan dibawa sampai sekarang.

aku mengelus kepalamu lagi. berkata jangan takut.
aku takkan menyakitimu. aku takkan membiarkanmu terluka.
kau tersenyum.

malam mulai merangkak naik. setelah bertemu Tuhan, ku tunggu kau didepan tempat kita.
kau sedang menyelesaikan tugas akhir ditempat ini.
ketika kau datang, aku menyapamu. memanggilmu mendekat, untuk mengajak makan malam.
kau berpaling pada teman-teman kita, mengajak mereka, tapi mereka tidak mau.

kemudian kita pergi berdua.
makan malam bersama.
bercengkrama. tertawa bersama.

kau menatap pada lukaku. berkata, apa itu sakit atau tidak.
aku tertawa. berkata ini tidak sakit. hanya luka goresan kecil.
kau masih tampak khawatir.
lalu kau bertanya apakah pembungkus luka itu masih ada.
kemudian ku keluarkan pembungkus luka itu.

kau tarik tanganku, lalu membuka lukaku. meringis melihat lukaku, lalu membuka bungkus pembungkus luka yang baru.
dengan halus kau menempelkan pembungkus luka itu. mengomeliku sekali lagi tentang ketidak-hati-hati-anku.
aku tersenyum.

tiba-tiba kau menekan bibirmu dijariku yang dibebat pembungkus luka.
berkata dengan pelan, agar jariku cepat sembuh. lalu tersenyum.

aku terdiam. kau tidak terduga.

kemudian cepat-cepat aku tertawa dan mengelus kepalamu sayang. berkata kalau ini luka kecil. kau menunduk. menggenggam tanganku yang luka.

aku ingat malam terakhir aku didesa ini. sudah terlalu lama aku menghabiskan waktu disini.
aku mengajakmu untuk berkeliling. naik sepeda onthel sewaanku.

kau mengangguk bersemangat. aku tau kau sedih, tapi kau berusaha tampak gembira.

aku mendayung onthel itu menyusuri jalan. banyak juga orang-orang lain yang memenuhi jalan-jalan.

tiba-tiba, kau menyanyikan lagu coldplay - yellow. kau meremas ujung t-shirt-ku. aku mendayung santai.

suaramu sumbang, tapi kau tak peduli.

kita melewati jalan raya, banyak orang mengendarai sepeda motor.
aku meremas jari-jarimu, lalu meletakkannya dibibirku.
meminta maaf karena kita tidak bisa naik motor.
kau tertawa, berkata mau bagaimana lagi. hanya ini satu-satunya kendaraan yang bisa kita pakai.

puas melihat-lihat kota, kau kuantar pulang ketempatmu --tempat yang berbeda dengan tempat kita.

ketika sampai didepan tempatmu, aku menatap matamu.

"aku sayang sama kamu," aku menggenggam tanganmu.

kau tersenyum malu. samar, aku melihat wajahmu memerah.

aku membungkus jari-jariku dipipimu.
meletakkan bibirku di dahimu.
kau menutup matamu.

aku menatapmu lagi.

cepat-cepat, ku kecup sudut bibirmu.

kau membuka matamu. terkejut. lalu tertawa, menyembunyikan kegugupanmu.

aku kemudian tertawa juga. kemudian membenamkan wajahku dipuncak kepalamu.

aku menyuruhmu masuk kedalam tempatmu. kau tersenyum. melambaikan tangan. aku melambaikan tangan, menunggu kau masuk dengan aman ke tempatmu.

ku dengar kau setengah berlari dengan semangat, dan menahan pekik teriakan. aku tersenyum.

perempuanku yang sangat bersemangat.

keesokan harinya, hari terakhir aku dapat berada disampingmu.
kau datang ketempatku --tempat yang sama dengan tempat kita.
kau selalu duduk disampingku. memegang erat tanganku.

kemudian waktunya tiba. kendaraan yang akan kutumpangi telah datang.
kau menyalamiku. mencium punggung tanganku. menutup matamu. menekan tangismu.

aku mengusap lembut rambutmu. mengusap lembut rambut acak-acakan perempuanku.

aku menarik kepalamu. meletakkan bibir dan hidungku diantara rambutmu. menghirup aromamu. menghafalkan aroma favoritku.

kau mulai terisak. aku menarik kepalamu kedadaku. mengelus punggungmu. menenangkanmu.
berjanji untuk kita bertemu lagi. berjanji untuk kita saling menyayangi. meski jarak berada diantara kita.


aku menaiki kendaraan yang ku tumpangi. kau menatapku lama-lama. melambai. air menuruni pipi tirusmu. bibirmu bergetar. tak kuasa menahan tangis.
aku menatap keluar. menjulurkan kepalaku keluar jendela untuk melihatmu, sampai aku berbelok.

***

kau menepuk pundakku lembut, ketika aku menulis ini. menyuruhku untuk makan malam.

kurasakan tepukan ringan dari tangan kecil dipahaku. aku melirik kebawah.
kulihat seorang lelaki kecil sedang tertawa padaku, mengangkat tangannya padaku.

aku mengangkat lelaki kecil itu, lalu berjalan menyusulmu keruang makan.

keruang makan kita. dengan anak kita.

palu, 07-07-2013
idaman. impian. kamar.

Kamis, 06 Juni 2013

kamu jual? saya beli!

1 komentar
jadi ini berawal dari keisenganku... gak iseng sih. cuma pada saat itu aku lagi bersihin kamar, terus ngeluarin buku-buku besar dari tempatnya. terus kebetulan tab diferensial kakakku dapat menyala sebagaimana biasanya dan kufotolah itu...

sebenarnya nggak ada niatan sedikitpun untuk memasukkan itu keinstagram lantas menyebutkan nama anggitasekarl didalamnya. tapi tanganku bergerak sendiri :( aku harus gimana? *memandang langit*

duh bentar. ini fans aku nggak berhenti-berhenti nge-chat aku di facebook....

#heningsebentar

oke, kita lanjut.

dan sehari setelahnya, dia membalas tantanganku (sebenarnya bukan tantangan sih) untuk memamerkan barang dagangannya itu. dan dipamerkannya barang-barang yang bikin aku.... ah... sudahlah. tidak perlu dibahas. kalian hanya harus melihat ini....

bentar. aku makan dulu ._.

udah makan :D

iniii nih, si nggita naruh ini di blog dia. buat mengen-mengenin aku.

sebenernya yang bikin aku iri itu makhluk yang entah bagaimana caranya ada dibalik trali :( 

dan yang foto-foto lainnya yang difoto dengan jelas, lengkap dengan definisi harga dan kawan-kawannya.

jujur aja ya. kemaren yang aku masukin instagram itu belum semua dari novel-novel yang ada ditempat novelku sekarang. dan ini saat yang tepat bagi aku untuk memasukkan semua foto-foto yang telah aku foto (?) dan ini dia..

itu semua aku foto tanpa ada rekayasa genetika setitikpun. bahagia kan?

dan ini detailnya




iya. iya emang harus ada kamus edisi lengkap inggris-indonesia-indonesia-inggris.

iya. harus ada kamus inggris-inggris dengan aksen amerika dan kalkulator ilmiah. harus.

jangan tanya itu ada judul apa aja. aku gak hafal. jangan tanya itu yang nulis apa aja, aku gak hafal. jangankan ngafalin nama penulis buku, ngafalin nama guru SMA9 aja aku susah -_-

harganya? aku nggak seperti anggita ._. ini sebagian besar dibeli kakakku dan diwariskan kepadaku. ada hadiah juga, ada dikasi, ada dikasih, ada dikasih dan ada yang dipinjem terus lupa dibalikin.
kalo kalian liat novel tipis-tipis, bisa dipastikan itu milik orang. karena itu hanya choki-choki.

HOAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHA

kamu pasti ngiri kan nggit? pastilah. makanya, kamu harus ke palu dan kita akan melakukan tukar-menukar novel seperti dulu HOAHAHAHAHHAHAHAHAHA

dan kamu tau apa yang paling bikin iri dibandingkan dengan segalanya didunia ini?????

AKU FOTO NOVEL-NOVEL ITU PAKE KAMERA DIGITAL!!!!!!!!!!!! DENGAN EFEK AUTO-FOCUS, JADI GAMBARNYA NGGAK NGE-BLUR SAMA SEKALI!!!!!!!!!

WOAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!!!!!

uhukkk.. uhukk........

udah gitu dulu. aku emang niat pamer kok. tenang aja.
ohiya, ada sesuatu yang belum aku ceritain ke kamu kan? kamu ganti telkomsel dulu sana, biar aku telpon. oke?

udah dulu. gaktau aku mau pamer apa lagi.

annyeong! 

Senin, 18 Maret 2013

sumthing

1 komentar
aku baru aja habis buka facebook, terus nemu ini ._.

"seharusnya aku tidak berdiri disini, menatap matahari yang perlahan meninggalkanku sendirian. tetapi seharusnya aku berdiri di sampingmu, menghirup wangi tubuhmu, menatap matamu, dan menghabiskan waktu bersama seakan hari esok tak akan pernah datang untuk memisahkan kita.

mungkin salahku, menyerah pada keadaan, tidak memegang erat tanganmu sehingga kau terbang terbawa angin dan hilang digelap malam. seharusnya waktu itu aku tidak menyerahkan rasaku pada awan kelam, sehingga saat ini aku bisa bersamamu.

DIA. seharusnya aku tidak menyerah pada bisikan angin badai dan tetap berdiri mendekap dirimu. seharusnya aku tidak memberikan rasaku pada gelap malam, sehingga aku masih dapat menatap kedua matamu.

karena sejujurnya, aku iri pada merpati itu. yang setiap saat bisa tersenyum riang disampingmu, yang selalu bisa membuatmu tertawa bahagia, yang bisa menemani tidurmu dan tentu saja yang bisa menatap matamu.

sejujurnya, aku menyesal. mengapa ini harus terjadi? mengapa aku harus menyerah? mengapa aku harus terbawa arus air?

dan disaat penyesalan ini perlahan-lahan membunuhku, menghabiskan sedikit demi sedikit air mataku dan mengambil sebagian jiwaku, aku hanya bisa mengintipmu dari sisi gelapku dan selalu berharap, semoga kau senang bersama merpati itu :)"

ternyata aku punya bakat menulis sesuatu yang indah, dulu :')

Jumat, 15 Februari 2013

missing you...

0 komentar
yak.
kenapa judulnya begitu yak?
sebenarnya bukan apa-apa sih. pengen aja nulis judulnya kaya gitu. tad baca-baca blognya nggita, ngakak-ngakak sendiri, kangen dia hiks :'
dan aku baru sadar kalau ternyata itu postingan buat ulang tahunku beberapa tahun lalu lebih mirip seperti postingan untuk orang meninggal ya ampun -_-

sebenarnya udah lama pengen nulis-nulis cerita buat sahabat-sahabatku disana. cuma karena keterbatasan waktu dan biaya, akhirnya baru terlaksana sekarang...


..........

......




........


apasih -_-


oh ya. aku udah baca postingan terbaru nggita, katanya dia udah punya pacar ._. emang sih, dia udah cerita di sms. tapi yaa tetap seneng aja kalo dia nulis di blog. tau deh kenapa -_-

selamat ya anggita sekar laranti..
jangan suka galau. jangan cengeng. kalo udah punya pacar gak boleh gitu lagi :p kalo aku marah-marah jangan nangis yaaa.

selamat ya eciks.
tukang jus dekat sekolah masih ada gak? penjual mi ayam dekat sekolah masih ada gak? dia tau kan, kamu sukanya apa?

selamat yaa nggit..
sekarang udah gak ada lagi yang bisa ngejekin kita lagi pacaran kalo udah ngegosip depan perpus :p abisan kamu kan udah punya pacar haha ciiee :p

selamat yaaa sayaaannnggg..
ciieee udah move on :p gitu dong. cepat move on. kalo gak move on-move on gimana punya pacar? :p

selamat ya sahabatku sayaang :*
rajin belajar, rajin sholat, rajin menabung. nurut sama pacarnya. jangan galau. kebiasaan -suka meluk orang-mu masih ada kan? kebiasaan -suka ngelendotin orang-mu masih ada kan? aku kangen loh :O disini juga ada yang kaya kamu -_- cengeng juga :p


semoga langgeng sama pacarnya. tetap ceria. kalo kamu dimacam-macamin sama dia, ngomong loh! ntar dia berhadapan sama aku.


buat pacarnya nggita :
you must be one of the luckiest boy in this world. temenku dirawat baik-baik. dia rapuh loh orangnya -_- dia suka dibeliin jus. kepalanya suka dielus-elus. dia suka melukin tangan orang. dia takut tikus. dia suka es teh manis. dia perhatian. dia  temenku. dia sahabatku. jaga baik-baik loh! nek tok apak-apakke, kowe ngerti kan aku wonge koyo apa.


langgeng ya kalian berdua! aku sayang kalian berdua! aku kangen kalian berdua!

muach:*

ayustina dwi putri.
the girl who missing her best friend so freaking much...

Senin, 11 Februari 2013

perkenalan~

0 komentar
aooo~
sejujurnya ini adalah latepost yang benar-benar latepost. karena setelah sekian 53 tahun saya punya blog, baru kali ini saya akan memperkenalkan diriku secara formal. sebenarnya ini akibat dari tugas membuat blog dari kak @tinosupit (coba search instagramnya. bagus loh (?)) (bagus apanya?) dan disuruh buat nulis biodata. karena aku anak kece dan keren cantik serta mendayu-dayu, jadi biodatanya dikasi panjang-panjang gini :O gakpapa kan kak tino? ;;);;);;)

so.. the story begin...

jeng jeng jeng.....











...............
















...............























..................



















NAMA
sebenarnya nama asliku Rihanna. tapi karena orang tuaku takut kalo ntar identitasku terungkap dan aku jadi terkenal dan cetar membahana, jadilah Mami dan Papi dengan bijaksana memberiku nama Ayustina Dwi Putri. jangan tanya arti dari namaku! jangan tanya! jangan tanya! oke, dengan terpaksa sini, aku jelasin.
sebelumnya, selama 16 tahun aku hidup dan berkelana di dunia yang fana ini, aku tidak pernah tau arti dari namaku ini. setiap tanya, Mami selalu bilang, "itu nama yang lagi ngetren pas tahun-tahun itu," tapi kenapa aku gak pernah mendengar nama yang serupa dengan namaku? *hening sejenak* *brb tidur dijalanan*
jadilah aku memendam rasa penasaran sendiri... *memandang langit*



semua berubah ketika negara api menyerang..........


nggak deng. negara api gak pernah menyerang, dan disini sebenarnya gak ada negara api. aku tau arti namaku yang sebenarnya ketika R*** dengan cerdas dan rajinnya googling dan mencari arti namaku. padahal gada yang nyuruh -_- dan arti dari namaku yang sebenarnya adalah :

Long Life

asik kan arti namaku? ;;) itu katanya bahasa sansakerta atau mungkin bahasa india. gak peduli juga sih itu mau bahasa pohon atau bahasa kalbu, tapi setidaknya itu ada di antara bahasa tersebut.
fyi, long life itu arti dari Ayus ya.


semua berubah ketika aku tahu kenyataan lainnya....

kalau disinetron, sesuatu yang berakhir dengan cepat adalah bukan akhir dari sebuah sinetron, maka ini bukan akhir dari arti namaku (?) *hening*

intinya, ini masih ada sambungannya lagi. ternyata..... ternyata.... ternyataaaa....


nama Ayus itu diperuntukkan untuk anak laki-laki..... *meninggal*

kenapa harus begituuhh?? kenapaaaahhhh????
entahlah. mungkin orang tuaku gaktau arti yang sesungguhnya dari namaku yang indah itu. :(

dan aku berkesimpulan, kenapa Tina ditambahkan setelah nama ayus. karena :
1. itu terdengar bagus. Ayustina. bagus kan?
2. itu pasangannya. Ayus+Tina = Ayustina.
3. bisa dipakai untuk nama seorang putri cantik nan menarik dan menggetarkan jiwa. semacam dipaksakan untuk menjadi nama perempuan..................................

 ..........

*garuk-garuk tanah*

tidak heran kenapa banyak sekali yang bilang saya lebih cocok untuk jadi seorang laki-laki daripada perempuan. padahal kan saya ni cantik beut -_-

sambungan dari namaku, mungkin biar agak panjang gitu ya..
adalah Dwi Putri. Dwi Putri itu yaa, seperti yang anda ketahui adalah Putri Kedua.

jadi kesimpulan dari pernyataan-pernyataan saya diatas, definisi nama saya yang sebenarnya adalah :

 Putri Kedua yang Panjang Umur (???)

oke. sejujurnya aku tidak ahli menarik kesimpulan. jadi silahkan menyimpulkan sendiri arti dari nama saya -_-



TTL
manusia yang cantik ini lahir di Palu, 27 November 1995. udah gitu aja? enggak. gak gitu aja ._. sekarang, tinggal di perumahan dosen untad blok A6/5, tondo, palu, sulawesi tengah. terus apa lagi?


Perjalanan Hidup 
sejujurnya kalau aku mau nulis perjalanan hidupku sekarang, mungkin panjangnya bakal lebih panjang daripada pidato bapak SBY mengenai korban banjir. mungkin dalam kesempatan kali ini, aku gak nyeritain perjalanan hidupku dulu ya :'


sekian dan terima kasih. 2 postingan selanjutnya akan membahas sesuatu yang lebih berbobot daripada postingan ringan ini (?)

sekian terima kasih.



salam manis selalu :'

Ayustina Dwi Putri, absen 02 kelas XII IPA 1, nomor induk 11-0577, SMAN Terpadu Madani :*